Akademi Metrologi dan Instrumentasi Rayakan Dies Natalis ke-11 dengan Peresmian Masjid Al-Mizan dan Wisuda ke-7

Sumedang, 17 September 2025 – Akademi Metrologi dan Instrumentasi (Akmet) menorehkan sejarah penting dengan menyelenggarakan tiga agenda besar sekaligus: peresmian Masjid Al-Mizan, Wisuda VII Program Studi D-III Metrologi dan Instrumentasi, serta peringatan Dies Natalis ke-11. Acara yang berlangsung di Kampus Akmet, Sumedang, Jawa Barat ini dihadiri langsung oleh Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso; jajaran pejabat Kementerian Perdagangan; Bupati Kabupaten Aceh Tengah; Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat; jajaran pejabat Pemerintah Daerah; pejabat Badan Standardisasi Nasional (BSN); civitas akademika; serta para orang tua wisudawan.

Peresmian Masjid Al-Mizan
Agenda pagi hari diawali dengan peresmian Masjid Al-Mizan oleh Mendag Budi Santoso. Masjid berkapasitas 300 jamaah dengan luas total 760 m² ini dibangun melalui dukungan DIPA Biro Umum Setjen Kemendag tahun anggaran 2024. Dalam sambutannya, Mendag menegaskan bahwa masjid ini bukan hanya sarana ibadah, tetapi juga wadah pembinaan akhlak, diskusi keilmuan, dan penguatan nilai kebangsaan. “Dari masjid ini kita berharap lahir generasi ahli metrologi yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga memiliki kesadaran etis dan spiritual. Nama Al-Mizan berarti timbangan atau neraca, yang sejalan dengan misi kemetrologian: menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran,” ujar Mendag.

Wisuda VII dan Dies Natalis Akmet ke-11
Selepas peresmian masjid, rangkaian acara dilanjutkan dengan Wisuda VII yang sekaligus menjadi bagian dari peringatan Dies Natalis Akmet ke-11. Tahun ini, 66 lulusan resmi dikukuhkan dengan IPK rata-rata 3,64, dengan IPK tertinggi 3,96. Dari jumlah tersebut, 33 lulusan meraih predikat Dengan Pujian dan 33 lulusan lainnya predikat Sangat Memuaskan. Dalam laporannya, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perdagangan (BPSDMP), Mardyana Listyowati, menyampaikan bahwa para lulusan berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Sebaran terbesar berasal dari Jawa Barat (13 orang), Jawa Timur (10 orang), dan Aceh (7 orang), disusul dari Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan daerah lainnya. Selain itu, para wisudawan telah menyelesaikan proyek akhir berupa purwarupa alat ukur yang mendukung kebutuhan metrologi nasional. Hasil tracer study Akmet juga menunjukkan bahwa 89,8% alumni telah bekerja, dengan masa tunggu kerja mayoritas kurang dari enam bulan. Bahkan, 13 wisudawan tahun ini telah diterima bekerja sebelum diwisuda.

Kepala BPSDMP juga melaporkan perkembangan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun 2025. Sebanyak 96 mahasiswa baru diterima, dengan komposisi 55,2% melalui jalur beasiswa dan 44,8% jalur mandiri. Angka penerimaan jalur mandiri meningkat hingga 139% dibandingkan tahun 2024, menandakan semakin besarnya minat masyarakat untuk menempuh pendidikan di bidang kemetrologian. “Akmet berkomitmen terus menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan pengguna lulusan. Bukan hanya di bidang metrologi legal, tetapi juga metrologi secara luas agar alumni semakin relevan dan kompetitif di dunia kerja,” jelasnya.


Pesan Mendag untuk Wisudawan
Dalam pembekalannya, Menteri Perdagangan Budi Santoso menekankan pentingnya peran lulusan Akmet dalam mendukung tiga program prioritas Kemendag: pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan UMKM BISA Ekspor. “Lulusan Akmet tidak hanya dituntut menjadi profesional di bidang metrologi, tetapi juga diharapkan mampu menjadi wirausahawan yang tangguh, berintegritas, dan berkontribusi nyata bagi perdagangan Indonesia,” pesannya.


Pengembalian Wisudawan dan Penandatanganan Kerja Sama
Usai prosesi wisuda, acara dilanjutkan dengan pengembalian wisudawan jalur kerja sama secara simbolis kepada perwakilan pemerintah daerah. Penyerahan dilakukan oleh Kepala BPSDMP kepada perwakilan Pimpinan Daerah dari: Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Garut, Kota Serang, Kabupaten Pangkajeni dan Kepulauan, serta Kabupaten Tabalong. Acara disusul dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktur Akmet dan Kepala Pusat Pengembangan SDM Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian BSN. Kerja Sama ini dilakukan terkait upaya Akmet dan BSN dalam mengembangkan SDM di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan peresmian Masjid Al-Mizan, pengukuhan 66 wisudawan, serta peringatan Dies Natalis ke-11, Akmet meneguhkan diri sebagai lembaga pendidikan vokasi yang tidak hanya mencetak SDM unggul di bidang metrologi dan instrumentasi, tetapi juga membina karakter dan spiritualitas.
Akmet optimistis akan terus berkontribusi dalam mencetak generasi ahli metrologi yang berdaya saing global, berintegritas tinggi, dan siap mendukung pembangunan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.